Header Ads Widget

Symphony Afureru 4


https://id.pinterest.com/pin/510384570247008198/

眼鏡 - MEGANE!

[ Symphony Afureru - 4 ]

            Setelahnya aku kembali ke realita, tepi nestapa menolak untuk tidak menyapa, segala asa pun ikut melambai dengan nada yang rendah di ujung bumantara ketika ku tengah bersama dia, si nona. Segala gejolak yang ada membuat semesta berputar tidak pada porosnya, tidak pada waktu normalnya, berjalan dengan begitu lambat, namun terlalu padat, cepat dan ramai dengan tangga nada dan harmoni lagunya. Kufikirkan kembali seluruh sorak ramai yang membayangi kalbu di tiap heningnya malam. Kutilik kembali setiap sudut yang dibuat usang setelah sekian kali dikecewakan. Kuraba tembok lorong yang seluruh aliran listriknya telah padam untuk kembali dan terus berjalan, sebab segala kenyataan tentang dia yang pergi dan kembali namun tetap ku iyakan dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Kusadari dada yang telah kubersihkan, akan kembali penuh dengan coretan. Ku amati dengan seksama, sebuah pena siap untuk menari kembali diatas dada yang ku selalu ku jaga, dada yang telah kubersihkan dan ku jaga dengan mati-matian kini akan kembali penuh dengan coretan yang menyesakkannya.

            Aku mulai memandanginya kembali, berbicara dari mata ke mata dengannya. Tidak lagi ku alihkan arah pandangku. Dia menahan diri, agar air matanya tidak mengalir juga. Dengan nada yang penuh sesak kukatakan padanya "Aku tidak pernah melarangmu pergi, tidak pernah juga menolakmu untuk kembali, tapi pahamilah bahwa dengan begitu bukan berarti tidak ada luka yang kurasa, bukan berarti tidak ada kecewa yang menyayat habis kalbu dan jiwa. Aku menghormatimu, selayaknya muhammad yang menghormati aisyah dengan penuh cinta ketika ia pulang larut malam dan tak ingin membangunkannya, hingga akhirnya ia tertidur di depan rumah. Aku menghormatimu selayaknya tuhan yang memerdekakan ciptaannya dalam banyak hal namun tetap pada aturan mainnya. Dengan aku bersikap seperti itu padamu, yang kuharapkan darimu hanya satu 'Kamu yang mulai memandangku dengan pandangan yang lebih baik, lebih seksama, tanpa harus mendahulukan gelap gulitanya diri', ketika kamu mendahulukan gelap gulitanya diri dalam membuat keputusan, bukankah artinya sedari awal aku tidak pernah kamu pandang dengan seksama? Kamu tidak pernah benar-benar mengenalku, sedangkan ada waktu dimana kamu benar-benar mengejutkanku dengan pembicaraan singkat dalam mengingatkanku 'Sudah cukup, kamu juga perlu istirahat', saat itu terjadi aku benar-benar merasa jiwaku sedang kau peluk dengan erat. Namun apa yang terjadi diantara aku dan kamu saat ini adalah kebalikan dari semua yang kamu ucapkan. Apa aku harus mengingatkan tiap halnya? Ataukah ini hanya kesalahpahamanku sendiri kepadamu? Kesalahanku dalam mengartikan dirimu? Kegagalanku dalam memahami lembutnya pelukan tanpa pelukan darimu? Jika kamu bertanya-tanya mengapa sikapku banyak yang mulai tidak sesuai dengan harapmu, ekspektasimu, perlukah ku ingatkan kembali segala peringatan dan batasan-batasan yang sangat kuhormati dan kujaga? Tidak bukan?".

            Alunan nada darinya tidak terdengar sama sekali, hingga cukup lama tangga nadanya kosongan. Kubiarkan dia dalam keheningan, meresapi segala bungkam yang akhirnya telah ku suarakan. Kutinggalkan dia di gazebo perhelatan untuk membeli minuman dan camilan, sembari membersihkan mata dan muka. 

        Sekembalinya dari membeli minum dan camilan, kulihat dia sudah lebih menguasai dirinya sendiri, dia sedikit lebih bergerak, lebih menghidupkan suasana di area pandangnya. Ku hampiri dirinya, tanpa berkata sepatahpun, ku sodorkan air mineral dan camilan ringan. Dia menatapku dan berkata "Terimakasih", aku hanya diam dan kembali duduk sembari menyandarkan diri di gazebo. Setelah beberapa saat mengisi diri dengan minum dan camilan, kini dia bergerak, tangga nada yang mulanya kosong kini sedang bersiap dan akan segera mulai terisi baris per barisnya. 

           "Bagaimana menurutmu selanjutnya?" tanya dia. 'Perihal apa?' jawabku. "Aku dan kamu, apakah masih bisa kembali?", tuturnya. 'Jika kamu berada diposisiku, bagaimana kamu akan menyikapi pertanyaan itu?' jawabku. "Yaa, jika aku berada diposisimu tentu akan terasa sangat berat untuk kembali lagi setelah semua gelap gulitaku. Tapi, aku berharap masih ada kata bersama kembali di kamusmu, bukankah akan lebih sulit juga jika harus memulai dari awal dengan orang yang baru?" jawabnya. 'Lihat, Kamu mulai pintar bermain kata bukan. Apa yang harus kupertimbangkan ketika kamu sendiri belum bisa memulai dengan hal yang paling penting?' sahutku. "Hal yang paling penting?" jawabnya. 'Lihat dirimu, setelah segala hal yang ada di antara aku dan kamu ini selama ini, kamu masih kesulitan menyadari hal yang harus dilakukan terlebih dahulu? Kamu datang kerumah, dengan tiba-tiba. Selalu semaunya. Bahkan sekarang semakin enggan untuk mengakui salah dan meminta maaf dengan lebih benar atas semua itu. Apakah kamu benar-benar tidak merasa menyesal dengan apa yang kamu lakukan? Aku sendiri orang yang sangat kesulitan berkata maaf, tapi aku menggantinya dengan perubahan dan perbaikan yang nyata, lalu bagaimana dengan dirimu? Lihatlah dirimu tanpa kata maaf dan tanpa perubahan sikap.' celotehku. 

            Dia kembali tak bergeming, lidahnya tercekal. Entah dia sedang berusaha berkata maaf atau bagaimana. Tapi di pandanganku kali ini, dia terlihat lucu ketika lidahnya sendiri tercekal ketika ingin mengatakan sesuatu. Hal ini membuat suasana diriku menjadi sedikit lebih baik, lalu tiba-tiba nadanya kembali dimainkan. "Maaf", ia mengucapkannya dengan sedikit lebih tegas. "Maaf atas apa?" sahutku. Wajahnya terlihat lebih lucu ketika aku mengusilinya seperti ini. "Atas segala sikapku yang membuatmu kecewa, aku sendiri yang memberimu harap, aku yang kembali datang juga yang akhirnya pergi meninggalkan, Maaf atas setiap kebodohan ku dalam mengambil keputusan, sehingga sering berakhir membuatmu kecewa dan meninggalkan luka tanpa aku memperdulikannya.Maaf untuk banyak hal yang tidak aku sadari setelah aku membuat keputusan dan kamu mengiyakan. Maaf." jelasnya. 'Bagus, anak pintar. Hehe, iya dimaafkan.' timpalku. "Jadi bagaimana?" tanyanya kembali. 'Apa?' jawabku. "Terkait tadi, perihal apakah masih bisa bersama kembali?" jelasnya. Aku terdiam sedikit lebih lama, ia memandangiku dengan seksama, dengan penuh harapan, cahaya dimatanya semakin terpancar, asa yang ia tunjukkan lewat sana terlihat dengan sangat jelas. Aku akan segera memberi jawaban padanya dan jawabanku adalah 'Masih, tapi tidak untuk saat ini.'. Dia menatapku dengan penuh pertanyaan, lalu dia kembali bertanya padaku "Mengapa begitu?", jawabku 'Tentu kamu tidak boleh kembali tergesa-gesa dan memaksakan sesuatu lalu berakhir kembali dengan luka dan kecewa, kamu harus lebih belajar atas hal ini dan harus mulai menyadari setiap halnya, manusia harus bisa menjunjung ucapan dan tindakannya agar selaras, jika ia mulai tidak mampu mengingat dan menyadari kehendaknya sendiri diwaktu lampau dan mengubahnya dimasa yang akan datang, lalu kapan lagi akan mulai bertanggung jawab dengan perkataan dan tindakan? Tentu kamu sendiri juga akan sangat marah bukan? Ketika aku tidak lagi mampu menepati komitmen-komitmenku terhadap semua hal? Untuk itu, dari hari ini, mari lebih belajar dan menanamkannya dengan sangat kuat ke dalam diri, menanamkan dengan lebih kuat lagi tentang segala yang telah terjadi dan yang telah di pelajari dari pertemuan ke pertemuan yang ada diantara kita dan khususnya pertemuan kali ini, agar di pertemuan selanjutnya tidak lagi terjadi luka yang disebabkan oleh kesalahan dan gelap gulita yang sama, agar tidak lagi berakhir meninggalkan luka dan kecewa dengan tanpa memperdulikannya. Semoga kamu juga bisa paham dan menerima apa yang menjadi keputusanku hari ini. Jika kamu dan aku nanti masih dengan rasa yang sama, maka mari sama-sama berdoa agar dapat kembali bertemu di titik waktu terbaik untuk aku dan kamu dapat bersama kembali." Dia terdiam, terlihat berusaha dengan sangat untuk mencerna setiap hal yang ku sampaikan padanya. Akhirnya dia mengangguk, terlihat kurang puas, tapi setuju dan menghormati keputusanku. Lalu dia berkata padaku "Kumohon, jangan pergi terlalu jauh. Aku akan menunggumu kembali kali ini, benar-benar akan lebih memperhatikanmu meski dari jauh nanti, benar-benar aku akan lebih tenang lagi dalam menunggumu.". Ku balas dengan ekspresi yang menandakan mengiyakan, lalu dia kembali menegaskan "Aku akan menunggumu". Aku tersenyum kecil, sembari mengalihkan pembicaraan "Sudah sorean, ayo pulang". Dia tersenyum lebar, sembari mengangguk dengan menggemaskan. 

            Keesokan harinya, aku duduk di teras rumah bergumam dan ramai sendiri dengan isi fikiran. Gumamku  'Malam tak pernah bosan ya, selalu menyapa dengan segala bintang dan kesejukannya. Sepertinya cerita antara aku dan si nona kali ini sampai di sini terlebih dahulu, aku sendiri masih tidak tahu bagaimana kedepannya, akan berapa lama waktu yang kumaksudkan padanya kemarin. Aku juga masih memikirkan perkataannya kemarin, apakah itu adalah kebenaran atau keinginan sesaatnya saja, aku tidak ingin lagi terluka dan kecewa karena kesalahan dan gelap gulita yang sama, meski aku juga tidak keberatan sama sekali bersama dengan orang yang sama, terlebih itu adalah dia, si nona. Tapi dengan segala logika dan rasa yang saling berirama aku tidak ingin berakhir dengan aku yang kembali penuh luka dan kecewa. Aku tidak ingin menumpuk asa dengan terlalu, karena perkataannya yang terasa benar-benar nyata, terasa benar-benar hangat dan meyakinkan. Hm, baiknya kusudahi fikiranku ini, jika terlalu lama ramai dengan isi fikiran maka aku tidak akan bisa tidur dengan tenang malam ini.'. Oiya musik malam ini terasa tidak kalah menyejukkannya dari sang malam, harmoni yang dimainkan benar-benar penuh dengan keanggunan. Semoga kedepannya setiap halnya menjadi lebih baik lagi. 


Oke gess, udah sampe akhir nih Symphony Afureru - 4 nya, Gimana menurut kalian part 4 nya?
Komen di kolom komentar ya. Bagikan pendapat kalian tentang MEGANE! sejauh ini juga boleh banget. Sampai jumpa di Sub Judul selanjutnya yaaa, semoga berjumpa kembali dalam keadaan baik, sehat, dan semoga selalu dalam perlindungan tuhan. 

"Terimakasih telah membaca hingga tuntas 💚"

Terimakasih atas segala apresiasinya, yuk share dan komen di bawah 😋

Gambar di atas di download di link berikut
(124) Pinterest
Gambar di upload oleh 
Charlotte D. yang di simpan di album ❀ G h i b l i + S h i n k a i

Rizaru No Obafuro
RNO27122018

Posting Komentar

2 Komentar

  1. karena ini muncul di home fb ku makanya aku mampir dan penasaran, akhirnya ku baca dari part 1, so far so good and i like it, di tunngu next part 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waahh makasi banyak ulasan nya kak lin lin, jangan lupa subscribe untuk mendapatkan notif di email saat ada update, boleh dibantu share juga ya kak hehe makasih banyakk 🙌💚

      Hapus

'