Kita adalah dua makhluk
yang semakin diselimuti oleh rasa bosan
Komunikasi yang tak terisi dengan pengertian
Kerinduan yang tak berujung pertemuan
Dan pembicaraan yang tak berujung faham
Komunikasi yang tak terisi dengan pengertian
Kerinduan yang tak berujung pertemuan
Dan pembicaraan yang tak berujung faham
Kitalah semu yang
semakin menggebu
Dua hal yang terlampau sulit untuk menjadi satu
“ATAUKAH ITU HANYA PERASAANKU ?”
Dua hal yang terlampau sulit untuk menjadi satu
“ATAUKAH ITU HANYA PERASAANKU ?”
Ketika kufikirkan
kembali
Apa yang membuatmu ingin bersamaku
Semuanya menjadi semakin rancuh
Aku tidak menemukan jawaban atas pertanyaanku
Kurabah diriku
Aku yang tak bosan menghancurkan diri
Dengan menjadi pembangkang atas aturan tuhan
Sedang kamu yang terus memperbaiki diri
Dan berusaha penuh untuk istiqomah dalam aturan tuhan
Apa yang membuatmu ingin bersamaku
Semuanya menjadi semakin rancuh
Aku tidak menemukan jawaban atas pertanyaanku
Kurabah diriku
Aku yang tak bosan menghancurkan diri
Dengan menjadi pembangkang atas aturan tuhan
Sedang kamu yang terus memperbaiki diri
Dan berusaha penuh untuk istiqomah dalam aturan tuhan
Pertanyaan-pertanyaan
yang sama terus berputar dalam fikirku
“Apa tujuanmu disini?”
“Mengapa kau ingin disini?”
“Apa yang kau lihat di diriku ini?”
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu terus berputar dalam fikirku
Sedang kusadari secara penuh
Bahwa dalam diriku
Penuh dengan perusakan, kerusakan, penggerusan keimanan, pembangkangan
Duniawi pun tak kumiliki, perihal akhirati pun aku tak mumpuni
Apa sebenarnya yang kamu lihat dari diriku yang semacam ini?
Yang tidak jelas, yang begitu absurd, yang begitu gelap dan lebih gelap dari gelap itu sendiri
“Apa tujuanmu disini?”
“Mengapa kau ingin disini?”
“Apa yang kau lihat di diriku ini?”
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu terus berputar dalam fikirku
Sedang kusadari secara penuh
Bahwa dalam diriku
Penuh dengan perusakan, kerusakan, penggerusan keimanan, pembangkangan
Duniawi pun tak kumiliki, perihal akhirati pun aku tak mumpuni
Apa sebenarnya yang kamu lihat dari diriku yang semacam ini?
Yang tidak jelas, yang begitu absurd, yang begitu gelap dan lebih gelap dari gelap itu sendiri
Sedang, dari sini
Aku kerap kali mengantuk ketika memandangimu
Sekalipun dari kejauhan atau sekedar dari foto akan dirimu
Kau tau mengapa?
Sebab mataku, tidak bisa menampung cahaya berlebih
Ketika itu terjadi, Aku akan mengantuk
Dan ketika aku berusaha memandangmu lebih lama
“Aku tidak sanggup, kau tau mengapa? sebab kamu terlalu menyilaukan. aku yang kerap menelan kegelapan ini semakin tidak sanggup, semakin ragu, pada diriku sendiri. ketika pertanyaan-pertanyaan itu muncul dalam fikirku, semuanya semakin rancuh ketika fikirku. aku tidak berhak untuk mendapat berkah yang sebesar itu. aku ragu apa aku berhak untuk berakhir bersamamu. sedang aku teramat senang menelan kegelapan. dan akan tertidur ketika terlalu banyak cahaya yang kutelan. aku ragu pada diriku sendiri. barangkali aku salah, bantulah aku, bangunkanlah aku!”
Aku kerap kali mengantuk ketika memandangimu
Sekalipun dari kejauhan atau sekedar dari foto akan dirimu
Kau tau mengapa?
Sebab mataku, tidak bisa menampung cahaya berlebih
Ketika itu terjadi, Aku akan mengantuk
Dan ketika aku berusaha memandangmu lebih lama
“Aku tidak sanggup, kau tau mengapa? sebab kamu terlalu menyilaukan. aku yang kerap menelan kegelapan ini semakin tidak sanggup, semakin ragu, pada diriku sendiri. ketika pertanyaan-pertanyaan itu muncul dalam fikirku, semuanya semakin rancuh ketika fikirku. aku tidak berhak untuk mendapat berkah yang sebesar itu. aku ragu apa aku berhak untuk berakhir bersamamu. sedang aku teramat senang menelan kegelapan. dan akan tertidur ketika terlalu banyak cahaya yang kutelan. aku ragu pada diriku sendiri. barangkali aku salah, bantulah aku, bangunkanlah aku!”
Rizaru No Obafuro
RNO27122018
0 Komentar