Sementara kau penuh kesibukan,
hingga melupakan. Maka biarlah aku rebahan tanpa perlu memikirkan. Boleh kan? Namun
tenang, Karena aku akan selalu mencintaimu, meski cinta yang kau suguhkan itu sebenarnya
adalah kekaguman yang digandengi penasaran tanpa kesadaran. Akan selalu
mencintaimu, meski cinta yang kau suguhkan itu penuh dengan ke-acuh-tak-acuhan.
Akan selalu mencintaimu, meski semestamu tak mempresentasikan cintamu dengan
sungguh-sungguh. Akan selalu mencintaimu, meski bumimu belum mengizinkan untuk
temu. Akan selalu mencintaimu, meski debu menjadikan cintamu sebagai abu. Akan
selalu mencintaimu, meski kamu masih menghadap pada masalalumu. Akan selalu
mencintaimu, meski kamu tak segera menghadap padaku. Dan aku, akan selalu mencintaimu.
Meski banyak ciptaan yang tak menginginkan cinta itu untuk tumbuh.
Kau tahu? Banyak bunga
yang mulai bersemi dan berguguran dalam diriku. Kau tahu mengapa? Sebab aku
berada dihadapanmu, sebab kamu selalu mewangi dalam diriku. Itu sangat
membahagiakan diriku, menenangkan diriku. Kau tahu apa yang berguguran? Yaitu raut
wajah ku yang gagal dalam menerima sesuatu. Dan kau tau apa yang bersemi? Senyumanku
yang kian merekah ketika aku melihatmu.
Kita ini tidak sering
bertemu, namun kita tetap saling luluh, dan kita pada akhirnya dibuatnya
trenyuh. Ketika kita bertemu, bahagia adalah milik ku dan juga milik mu dan ketika
jauh pun akhirnya kita saling merindu. Cinta memang begitu bukan ? Penuh dengan
misteri namun tidak pernah lupa dengan harmoni akan tiap melodi. Asal memuncak,
asal pula ia dalam mengacak-acak. Namun, meski mengacak-acak begitu, cinta
selalu berhasil merapihkan segala yang telah berantakan dan acak-acakan.
Kau tahu? Hari itu pun aku
menjadi lebih bersinar. Ketika semesta mempertemukan keindahan rasa dengan
keluh asah yang selalu bersusah payah untuk perbaiki segalanya. Semangatku
begitu membara hari itu, semuanya menjadi lebih menarik dari biasanya. Lembutnya
tatapanmu yang akhirnya membuat jiwaku terhangatkan oleh ketulusanmu. Jantungku
tiba-tiba lebih berdebar. Kekosonganku serasa terisi dan segala luka rasanya
telah tersembuhkan. Kufikir aku tengah berada dalam kefanaan, namun tidak! Aku tengah
berada dalam kenyataan. Yang mana kutemui ketenangan yang mendalam dan rasa
syukur yang teramat sangat. Rasanya begitu hangat, ketika kutemui kita duduk
bersama, lalu makan, diselingi cerita dan senda gurau yang akhirnya menimbulkan
senyum, tawa serta bahagia. Menenangkan rasanya, dan aku yakin, saat-saat
seperti ini merupakan hadiah dari tuhan untuk aku yang telah berjuang dengan
cukup keras. Menahan dan merelakan setiap hal yang menghancurkan perasaan. Aku tahu,
kusadari satu hal saat itu, bahwa aku benar-benar ingin menjagamu dengan segala
kesungguhanku. Namun, meski begitu, aku dibuat cemas oleh semestaku yang tiada
bosannya untuk bercanda denganku.
Tapi, kamu tak
perlu gelisah, sebab kini aku telah tahu arah. Yang paling penting sekarang
adalah, kamu yang semakin menerobos setiap lembar jiwa. Hingar binar kegelapan,
kini kau sinari dengan cahaya. Bahkan, tanpa perlu menunggu untuk diundang,
kamupun masuk untuk hangatkan sang jiwa. Akupun dibuatmu tak berdaya, kau
begitu anggun dalam menyejukkan jiwa yang mabuk akan rasa cinta. Maka aku ber terimakasih
pada kaca, yang siap menunjukkan siapa aku, kamu, dan kita.
Rizaru No Obafuro
RNO27122018
0 Komentar