Header Ads Widget

Awal yang Baru 2

Updated in 14.30, Senin 13 September 2021

https://id.pinterest.com/pin/841821355319104403/

眼鏡 - MEGANE!

[Awal yang Baru] - Lanjutan

Pagi ini, aku sungguh berharap agar awal yang baru itu segera datang. Aku bergegas merapikan tempat tidurku, bersegera membersihkan diriku dan bersiap untuk berangkat ke tempat favoritnya, tempat dimana ia biasa duduk dengan tenang dan penuh dengan senyuman. Sesampainya disana, aku bergegas lari dari parkiran, mencari dirinya di tempat duduk favoritnya. Ketika sampai, tidak kudapati dirinya, hanya ada bangku kosong yang menunggu untuk di isi ruang jamahnya. "Ahh tuhan! Apakah benar-benar tidak hari ini? Tidak bisakah hari ini saja awal yang baru itu?" gerutuku dalam batin sembari mengusap kepala untuk menenangkan pikiran.

Aku kembali berjalan menuju parkiran, mencoba menenangkan pikiran, kusandarkan kepalaku di stang kendaraan, sembari sesekali membenturkannya. Orang-orang disekitarku melihat dengan heran, ada juga yang berwajah kasihan, ada pula yang berjalan dengan menertawakan. Lama-lama bisa semakin bertambah ini beban, ahh sialan! Kemana lagi aku harus mencarinya? Ini adalah tempat satu-satunya kami terhubung, bukan berarti aku tidak memiliki tempat lain, hanya saja ini adalah satu-satunya tempat yang selalu kami kunjungi bersama atau jangan-jangan aku harus mencoba menemuinunya di rumahnya langsung? Ah! Tapi aku jadi semakin tidak enak dengan orang tuanya, ahh tapi kurasa itu sangat pantas dicoba, karena pasti aku akan mendapatkan jawaban, setidaknya petunjuk tentang dimana dia dan bagaimana keadaannya. Baiklah, sudah kuputuskan, aku akan berkunjung ke rumahnya kali ini.

Segera aku menuju ke rumahnya, dalam perjalanan pikiranku semakin tidak karuan, ia semakin berasumsi dengan liar tentang apa yang akan terjadi dan kuhadapi setelah sampai di depan rumahnya, menekan bel rumahnya, entah siapa yang akan membuka gerbang rumah nantinya, entah ibunya, entah ayahnya atau malah dia, entah apa juga yang akan kudengar nantinya, entah aku akan bertanya dan berbicara apa jadinya. Ahh saus tartaaarrrr!! Mari hentikan semua asumsi ini, mari fokus berkendara terlebih dahulu wahai pikiran. Jantungku semakin tidak karuan, tidak terasa motorku semakin kukendarai dengan kencang, dan tahu-tahu aku sudah sampai di depan gang menuju rumahnya. Kesadaranku kembali, ku kendarai kendaraanku dengan lebih hati-hati aku tidak ingin pikiranku kacau lagi saat sampai di depan rumahnya nanti.

Tidak berselang lama, akhirnya aku sampai didepan rumahnya. Ku matikan motorku, ku parkir dengan rapih agar tidak mengganggu yang lain. Kupersiapkan diriku, kutenangkan ritme jantungku yang masih tidak karuan. “Saus saus sauss!! Kita harus mulai menekan bel rumahnya, tekanlah kawan! Kamu bisa menekannya! Tapi aku semakin sungkan! Hahhh!!! Cepat putuskan, tekan atau kembali pulang!!”. Tiba-tiba ada suara pintu terbuka dan terdengar suara orang melangkah, cepat atau lambat aku akan melihatnya. Selang beberapa saat ternyata bukan dia, bukan pula ibu atau ayahnya, ternyata aku salah rumah!!!!!!! Astagahhh! Aku harus segera pindah, rumahnya yang sebelah, bodoh kali aku nian! Cepat-cepatt! Kenapa aku berhenti di depan rumah yang salah astaga tartar!!! Apa karena ritme jantung yang tidak karuan? Hingga membuat kesadaranku sedikit hilang dalam mengambil keputusan tadi? Bodat dah. Sesegera mungkin aku memindahkan motor, dan kembali dengan ketegangan awal tadi, tekan atau kemabali pulang kawan.

Setelah cukup lama berbaku hantam dengan pikiran, akhirnya aku sampai dalam keputusan untuk “KEMBALI PULANG”, sial sial sial, aku tidak memiliki banyak keberanian untuk menghadapi dirinya jika kutekan bel rumahnya. Akhirnya perlahan aku kembali ke motor, bersiap untuk pulang, tapi sayup-sayup terdengar suara yang tidak asing, suara yang selalu kucari-cari, itu adalah suara si nona, ternyata ia ada di rumah, tapi suaranya terdengar meninggi, terdengar seperti tengah marah dan terasa seperti tengah beradu tanduk dengan nyata. Ini membuatku kembali ke depan rumahnya, memastikan keadaan dan suasana yang ada. Tidak lama kemudian, suara langkah kaki terdengar semakin dekat, pintu terbuka dengan kasar, dan tertutup dengan gusar. “PAKEETTTT!!”, celetukku dari luar seketika setelahnya. Kudapati ia bergegas keluar setelah menyadari bahwa itu suaraku, ia pun pamit ke orang tuanya dengan berteriak, dengan nada yang masih cukup tinggi yang di duetkan bersama segala amarah yang masih cukup membara. Gerbang terbuka, ia berjalan keluar rumah. Tanpa sepatah kata, ia bergegas ke arah motor dan menyeretku bersamanya seolah ia tengah memaksa agar aku segera membawanya entah kemanapun arahnya.  Tanpa pertimbangan apapun, aku langsung saja menurutinya, segera kunyalakan motor dan pergi dari depan rumahnya, entah kemana juga aku harus pergi membawanya. Karena, aku sendiri sedang tidak yakin apakah harus ke tempat biasanya, atau mencari tempat lain untuk sekedar singgah, atau hanya berkendara memutari segala sudut ruang yang ada di kota. Aku ingin bertanya padanya, tapi bibirku semakin rapat dengan segala kuncinya, batinku bergemuruh, ia saat ini duduk di belakangku, menggerutu tentang banyak hal dalam hidupnya, kurasa ini bukanlah saat yang tepat untuk membahas tentang yang ku harapkan. Aku juga harus memberinya ruang agar tidak semakin bertambah apa yang harus ia pikirkan.

Tidak terasa kami sudah berjalan cukup jauh dari rumahnya, entah akan kubawa kemana ia kali ini, ia masih ramai dengan nada yang belum selesai dirumahnya tadi tapi tiba-tiba dia memberhentikan nada yang sedang ia mainkan. Ia beralih ke nada yang lain, kulihat dari spion wajahnya menjadi sedikit sumringah, terlihat seolah sedang mempersiapkan diri untuk berbicara denganku, aku sendiri tanpa sadar ikut tersenyum setelah melihatnya seperti itu. Kami masih dalam perjalanan yang entah akan kemana kami berhenti, tapi akhirnya dia memulai nadanya, ia memilih untuk memulai dari ‘do’, melompat ke ‘sol’, kembali ke ‘fa’, melompat lagi ke ‘la’, lalu kembali ke ‘re’, ia lanjutkan ke nada ‘mi’, lalu ke nada ‘si’, hingga akhirnya kembali ke ‘do’ lagi. Pikiranku dibuatnya kacau setelah nada yang ia pilih sebagai pembicaraan selesai ia mainkan, di awal aku cukup percaya diri dengan arah nada yang ia mainkan, tetapi pada akhirnya aku benar-benar tidak terfikirkan akan hal itu, nada yang ia mainkan membuatku benar-benar terdiam, benar-benar membuatku bungkam pada akhirnya. Mulut yang sudah terkunci dengan segala gemboknya, kini kehilangan kunci untuk membuka gembok yang ada. Ahh, sialan. Apakah aku benar-benar sudah tidak berhak untuk mendapatkan kesempatan lagi Tuhan ? Apakah aku akan kehilangan awal yang baru yang benar-benar kutunggu dan kuharapkan ini Tuhan? 

.
.
.
.
.
.
.
.
.
        Baiklah untuk update kali ini cukup sekian dulu yaak, Gimana-gimana untuk update kali ini? semakin bikin kalian kepo akan kelanjutan ceritanya ga? Sabar lagi yaaa, mungkin minggu depan bakal ada update kelanjutan ceritanya bakal kek gimana. Btw terimakasih banyak-banyak untuk seluruh pembaca yang bener-bener meresapi setiap kata yang ada, terimakasih sudah jadi bagian dari support sistem untuk setiap karya yang ada disini. 💚

        Oiya gambar diatas di download di link ini yaa https://id.pinterest.com/pin/841821355319104403/ gambar di upload oleh akun ini https://id.pinterest.com/cawaii_galzmimi/_saved/

TIMAACIIWWWW

Rizaru No Obafuro
RNO27122018

Posting Komentar

0 Komentar

'