眼鏡 - MEGANE!
Waktu semakin berlalu. Setelah berbagai kesulitan, kesakitan, kebuntuan, dan tangisan kini aku semakin dekat dengan gelar sarjana. Aku cukup bangga dengan diriku, dengan segala hal yang terbatas aku masih menyanggupkan diri untuk kembali berdiri dan bertarung lagi. Aku teramat bersyukur dengan support sistemku, dengan segala hal random yang dilakukan support sistemku, baik yang malah membuatku runtuh atau yang akhirnya membuatku berdiri kembali untuk menghadapi segala halnya dengan lebih berani. Kini aku telah menyelesaikan skripsiku, aku juga telah lulus sidang, tidak ada lagi revisi, yudisium pun sudah kulewati dan sebentar lagi aku akan di wisuda. Aku benar-benar bersyukur dengan segala hal dan cerita yang tuhan suguhkan terhadap diriku. Sebulan sebelum ini aku mendapat kabar bahwa ada yang mencariku di rumah. Beberapa bulan ini aku tidak berada di rumah, sebab aku benar-benar harus mengejar berbagai hal yang telah ku acuhkan kala itu. Hingga akhirnya, kini semua effort yang telah kulakukan dan dukungan dari beberapa pihak yang menyelamatkanku dari jurang kebuntuan, kemalasan dan rasa ingin menyerah kini sudah terbayarkan. Setiap aku bertemu dengan salah satu dari mereka, yaitu support sistem terbaik ku, pasti mereka meledekku karena telah menampakkan hal yang begitu memalukan kala itu tapi kini mereka melihatku telah cerah kembali. Mereka tak pernah bosan melakukannya, mereka terlihat begitu puas ketika meledekku, dan aku sendiri puas dengan ejekan mereka. Karena dengan bantuan mereka juga aku akhirnya bisa kembali berdiri dengan sangat bahagia hari ini.
Sedikit cerita boleh ya? Kita akan kembali ke waktu dimana aku di ledek support sistemku sendiri. Itu adalah waktu setelah seminar sidang hasil, waktu menjelang siang hari, aku dinyatakan lulus sidang dengan predikat revisi paling sedikit dari mahasiswa lainnya. Akupun sangat amat bersyukur, banyak hamdalah yang kuhaturkan kala itu. Setelahnya selesai, penutupan dan keluar dari ruangan, aku tidak lupa menghubungi orang-orang yang telah begitu banyak membantuku, mengirimi foto selfie dengan wajah yang begitu bahagia pada mereka. Kalian mau tahu bagaimana reaksi mereka setelah aku mengirimi foto selfie itu? Baik akan aku beritahu, secara otomatis mereka kompak meledek dengan kalimat yang begitu menyenangkan sekalipun menampar diriku haha, masing-masing dari mereka berkata "Gaya mulu astaga, kemarin-kemarin siapa yaaa yang nangis-nangis, curhat aku tu blablabla, aku ada loh video pas kamu nangis". Ada juga yang berkata "Buset, bahagia banget yaaa ni anak, alhamdulillah ya nak, si sambat sudah lulus sekarang", yang lain lagi berkata "Wagila gila yang ngajakin healing mulu bakal ngajakin terus ini kalo kaya gini ceritanya, kan udah lulus nih wahahaha". Sialan, memalukan sekali. Tapi penuh rasa syukur dan bahagia ketika membaca notif respon dari mereka setelah aku mengirim kabar pada mereka.
Berikutnya kita kembali ke cerita utama, setelah semuanya selesai, aku menanyakan kepada orang rumah siapa yang mencariku sebulan lalu dan katanya itu adalah dia, si nona. Kabar ini membuatku terdiam kembali, karena setelah sekian lama tanpa kabar dan tanpa temu, ia kembali berkunjung ke rumah, mencari diriku. Ibu tiba-tiba berkata "Waktu itu dia bertanya, apakah kamu ada di rumah atau tidak, ibu jelaskan padanya kalau kamu tidak di rumah dan itu sudah beberapa bulan lamanya. Ibu juga menjelaskan padanya alasan kenapa kamu tidak pulang selama itu, lalu sebelum pulang dia titip pesan kepada ibu, kalau nanti kamu sudah selesai dengan urusan kuliahmu, ia meminta tolong pada ibu untuk memberinya kabar terkait hal itu.". 'Lalu, apa ibu sudah memberitahunya?' celetukku. "Sudah", jawab ibu.
Wah sial sekali aku, baru juga selesai dengan urusan kuliahku, malah harus mengurus yang lain lagi.
Aku bergegas keluar dan pergi lagi dari rumah agar aku tidak bertemu dengannya. Namun yang terjadi adalah dia sudah di depan rumah dan sedang ingin mengetuk pintu. Aku terkejut ketika itu, aku berpura-pura tidak melihatnya, aku langsung lanjutkan untuk keluar dari rumah, bergegas mengambil dan mengeluarkan motor. "Lho kapan datengnya? Kok ndak masuk?" Tiba-tiba terdengar celetukan ibu setelah melihat dia yang berada di teras rumah. “Ehehe, iya bu ini mau di ajak keluar
soalnya, jadi ndak masuk tadi.”. Secara otomatis aku melihat ke dirinya,
memberi isyarat untuk tidak ikut dan dirumah saja, tapi dia malah tersenyum
tanpa rasa bersalah. Aku sendiri tidak memberitahu ibu bagaimana keadaan
hubungan diantara kami, jadi aku sendiri tidak ingin melihatkan bahwa diantara kami
terdapat jarak, dan ini akan menjadi lebih rumit jika ibu mengetahuinya, untuk
itu aku tidak pernah menceritakan bagaimana keadaan hubungan kami pada ibu. Karena
hal ini, akhirnya aku pun terpaksa tersenyum pada ibu dan pamit pergi. Seperti
biasa ibu berpesan agar tidak ngebut dan hati-hati karena sedang membawa anak
orang, ia juga sama seperti biasanya pamit ke ibu dengan manja dan bahagia.
Kamipun akhirnya keluar dan pergi ke tempat biasanya. Dalam perjalanan harmoni
dari tangga nada tidak lagi ada, semua tangga nada telah usang dan kusam.
Dengan segala rasa yang terpendam, ku kendarai motorku dengan tanpa membawakan
lagu apapun untuk disuguhkan dalam perjalanan kali ini.
Oke guyss, untuk sub judul [Symphony afureru - 2] berakhir disini yaaa, untuk update selanjutnya yaitu masih bersama 眼鏡 - MEGANE! dengan Symphony Afureru 3 - 4.
"Terimakasih telah membaca hingga tuntas 💚"
FYI : Gambar di atas di download di link berikut
Download this awesome wallpaper - Wallpaper Cave
Rizaru No Obafuro
RNO27122018
1 Komentar
Semangat terus bang!! Menginspirasi sekali...
BalasHapus